tea break

memberikan pencerahan dan motivasi lewat cerita

Friday, June 5, 2009

Jangan Bingung Mengelola Uang Anda

Pernahkah Anda mengalami menerima gaji tanggal 23 setiap bulan tetapi baru awal bulan berikutnya uang yang diterima sudah amat menipis. Padahal gajian masih beberapa minggu lagi! Mungkin ada yang harus diubah dari cara Anda mengelola pengeluaran Anda. Informasi tentang pengelolaan keuangan yang disampaikan oleh Ligwina Hananto, perencana keuangan dari Quantum Magna Financial berikut ini mudah-mudahan bisa membantu Anda.

Fokus Pada Pengeluaran
Anda harus berhenti memikirkan berapa gaji dan insentif yang masuk ke rekening setiap bulannya. Fokus pengelolaan keuangan sebaiknya diarahkan pada pengeluaran dan bukan penghasilan itu sendiri. Biasanya, semakin besar penghasilan Anda, kecenderungan untuk bergaya hidup lebih mewah pun menjadi lebih besar. Karenanya, Andaa harus mengelola pengeluaran itu dengan baik.

Wajib Menabung
Berapapun penghasilan yang Anda dapatkan harus bisa disisihkan paling tidak 10% dari penghasilan itu sebagai tabungan. Ini demi masa depan Anda! Banyak cara yang disediakan Danamon untuk membantu Anda disiplin dalam mengatur porsi tabungan Anda. Sedapat mungkin buatlah dua rekening yang terpisah. Rekening A untuk menerima gaji, dan rekening B khusus untuk tabungan kita. Di samping itu ikutlah program Tabungan Pendidikan atau Rencanaku di mana tabungan akan disiplin dilakukan karena menggunakan fasilitas autodebit.

Hati-Hati Cicilan Utang
Berutang atau kredit bukanlah hal terlarang dalam perencanaan keuangan, namun yang sangat diperlukan adalah kehati-hatian dalam memilih cara untuk berutang. Usahakan semaksimal mungkin Anda terbebas dari belitan utang kartu kredit! Anda bisa menggunakan kartu kredit sesuka hati, namun ingat untuk selalu melunasi tagihannya saat jatuh tempo dan jangan pernah melewatinya.
Di samping itu perhatikan penggunaan barang yang akan dicicil. Membeli laptop yang dicicil setahun dengan penggunaan beberapa tahun tentunya masuk akal dibandingkan dengan berhutang untuk liburan ke Bali selama seminggu dan dicicil selama enam bulan. Itu tidak masuk akal!

Jangan Abaikan Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin ini adalah pengeluaran yang tak boleh diabaikan. Seperti apapun gaya hidup kita, Anda pasti memiliki jatah pengeluaran tertentu. Pengeluaran rutin ini harus benar-benar diperkirakan sejak awal karena tidak terbantahkan hal ini harus Anda keluarkan.

Rem Pengeluaran Pribadi
Sebenarnya inilah pengeluaran yang paling ampuh membobol pertahanan Anda karena pengeluaran ini adalah pengeluaran untuk hal-hal yang serba menyenangkan dalam hidup kita karena pengeluaran inilah yang harus direm. Misalnya keinginan untuk makan enak di restoran yang menawarkan diskon kartu kredit sampai 50% atau mengikuti program Sale dengan diskon menggunakan kartu kredit sampai 75%. Padahal sesungguhnya tanpa hal ini hidup Anda akan tetap baik-baik saja.

Memilih untuk hidup hemat memang terasa sebagai pilihan hidup yang sulit, namun kita bisa melakukannya secara bertahap. Sebagai awalnya, periksa satu per satu daftar pengeluaran tersebut. Lalu tentukan mana pengeluaran yang sebenarnya perlu dan sebenarnya tidak perlu. Dengan begitu Anda bisa mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan menghemat uang. Jadi sesungguhnya gaya hidup hemat tidak susah kan?

Penghalang di Jalan Kita

Pada jaman dahulu tersebutlah seorang raja yang memerintahkan kepada para pengawalnya untuk menaruh sebuah batu besar di tengah jalan menuju ke kota. Kemudian raja tersebut bersembunyi dan memperhatikan dari jauh siapa yang berhasil memindahkan batu raksasa itu.

Banyak orang di kerajaan tersebut yang tidak mengacuhkan keberadaan batu itu dan terus berjalan di sampingnya. Beberapa pedagang kaya merasa kesal karena batu tersebut menghalangi perjalanan mereka. Bahkan beberapa orang menggerutu karena merasa raja tidak memperhatikan keberadaan jalan di kerajaan tersebut.

Sampai suatu saat datanglah seorang petani yang baru pulang dari ladangnya sambil menggendong sekeranjang penuh sayur hasil kebunnya untuk dijual. Petani tersebut mendekati batu besar itu, membungkuk melepaskan keranjang sayurnya dan berusaha memindahkan batu itu ke tepi jalan. Setelah mencoba mendorong dengan sekuat tenaga selama beberapa waktu, akhirnya petani tersebut berhasil memindahkan batu itu. Segera ia bermaksud meneruskan perjalanannya kembali.

Pada waktu ia membungkuk hendak menggendong kembali keranjangnya, petani tersebut melihat sebuah tas yang terletak di tempat di mana batu besar itu sebelumnya berada. Tas tersebut berisi penuh dengan koin emas dan sebuah surat bermeterai kerajaan yang menunjukkan bahwa emas tersebut menjadi milik siapa saja yang berhasil memindahkan batu tersebut dari tengah jalan.

Petani tersebut belajar apa yang tidak pernah dimengerti banyak penduduk kerajaan itu yaitu setiap penghalang menghadirkan sebuah kesempatan yang tidak pernah diduga oleh siapapun.

Moral Cerita:
Seberapa besar tantangan yang Anda hadapi? Apakah tantangan tersebut Anda rasakan sebagai penghalang jalan Anda sehingga harus dihindari? Ataukah itu sebagai sebuah tantangan yang harus Anda atasi untuk meraih hasil yang memuaskan? Tanyakan bagaimana rasanya menjadi pemenang kepada mereka yang berhasil! Terbukti bahwa sukses adalah milik siapa saja yang mau tekun dan setia memperjuangkannya!

Kata Bijak Hari ini:
Lakukan hal-hal yang Anda tahu, dan Anda akan belajar tentang kebenaran yang sesungguhnya ingin Anda ketahui – George McDonald

KISAH PEMANJAT POHON

Tersebutlah dua orang sahabat sedang berjalan bersama melewati sebuah hutan. Tanpa mereka sadari, tiba-tiba seekor beruang keluar dari semak-semak dan menghadang di depan. Reaksi keduanya amat berbeda. Lantaran amat ketakutan, pria yang satu segera meloncat dan memanjat sebuah pohon untuk bersembunyi di atas, tanpa mempedulikan nasib temannya.
Yang lain merasa ditinggal dan terpaksa menghadapi hewan buas itu seorang diri tanpa senjata. Apa yang dilakukan? Ia menjatuhkan dirinya di atas tanah, dengan menahan napas berpura-pura mati. Konon, beruang tidak tertarik pada orang yang sudah mati.
Begitu mendekat, moncong si beruang lantas mengendus-endus kepala, hidung, telinga dan dadanya. Mungkin lantaran tak bernafas, akhirnya si beruang tak tertarik dan pergi.
Ketika hewan tersebut sudah menghilang dari pandangan, sahabat yang bersembunyi di atas pohon turun dan mendekati temannya yang masih tergolek di bawah. Ia menanyakan apa saja yang dikatakan beruang kepadanya dan mengapa hewan itu lantas pergi.
"Dari atas tadi aku lihat beruang itu membisikkan sesuatu ke telingamu cukup lama."
"Oh itu tak penting. Ia hanya membisikkan kepadaku agar hati-hati memilih teman. Ia heran, bagaimana aku bisa mengajak teman yang tiba-tiba meninggalkan aku sendirian ketika mendapat kesulitan."
Moral Cerita :
Itulah kehidupan. Secara hitam putih, tergambarkan oleh dua manusia tadi. Diakui bahwa di jaman yang sedemikian maju dan egois ini, mencari seorang sahabat sangatlah sukar. Nah, Anda termasuk yang mana. Si pura-pura mati atau si pemanjat pohon ?

Kata Bijak Hari ini :
Bila harus memilih antara mengkhianati negara atau mengkhianati seorang sahabat, saya lebih memiliki keberanian untuk mengkhianati Negara. (Edward Morgan Forster)

MENJADI PEMENANG ATAU YANG KALAH

Suatu hari seekor kelinci sedang duduk santai di tepi pantai. Tiba-tiba datanglah seekor rubah besar bermaksud memakannya. Kata kelinci itu kepadanya,”kalau engkau berani, ayo kita bertarung di lubang kelinci. Siapa yang menang bisa memakan pihak yang kalah. Dan kamu pasti akan kumakan”.

Rubah tersebut tertawa terbahak-bahak penuh hinaan dan segera mengikuti kelinci itu ke dalam lubangnya. “Mana mungkin kelinci kecil ini bisa mengalahkanku?” pikir rubah tersebut sambil masuk ke dalam lubang kelinci. Sepuluh menit kemudian kelinci tersebut keluar sambil menggenggam sepotong paha rubah dan memakannya dengan lahap.

Hari menjelang siang dan matahari semakin terik. Sambil mengenakan kacamata hitamnya kelinci hampir tertidur terkena hembusan angin laut. Tiba-tiba seekor serigala besar datang hendak memangsanya. ”Sabar dulu, Serigala,” kata kelinci. ”Kalau engkau berani, ayo kita bertarung dalam lubang kelinciku. Siapa yang menang bisa memangsa yang kalah”.

”Ha..ha...engkau bukan cuma kecil tetapi juga sombong,” kata serigala sambil tertawa. ”Ayo sekarang kita ke lubang kelincimu, aku sudah sangat lapar. Kamu tak mungkin bisa mengalahkanku”.

Mereka pun masuk dalam lubang kelinci. Lima belas menit kemudian kelinci tersebut keluar sambil melahap sepotong paha serigala dengan nikmatnya.

Menjelang sore saat kelinci hendak berkemas kembali ke lubangnya, tiba-tiba seekor beruang besar menghadang hendak memangsanya.

”Nanti dulu, Beruang, kalau engkau jagoan ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinciku. Siapa yang menang berhak memakan yang kalah,” kata kelinci tak gentar.

”Baiklah, di manapun tempat aku akan memangsamu tidak menjadi soal. Ayo sekarang kita ke lubangmu,” kata beruang penuh percaya diri. Sambil memandang kelinci yang terlihat begitu kecil di kakinya, sang beruang membayangkan menikmati makan malam yang lezat seekor kelinci segar.

10 menit tidak terjadi apa-apa, 20 menit keadaan begitu lengang. Dan 30 menit kemudian kelinci tersebut kembali keluar dari lubangnya sambil menggenggam sepotong paha beruang yang lezat dan memakannya.

Nyiur melambai, dan senja kini telah tiba. Kelinci mengemasi perlengkapan santainya dan melangkah kembali ke lubangnya. Dia berteriak ke dalam lubang kelincinya,”hai, keluarlah. Hari sudah sore. Besok kita lanjutkan lagi!”

Segera keluarlah seekor harimau dari lubang kelinci tersebut. Badannya sangat besar. Sambil menguap harimau itu berkata,”Kerjasama kita sukses besar hari ini. Kita bisa makan kenyang dan saya tidak perlu berlari kencang mengejar mangsa!”

Moral Cerita :
Seorang pemenang selalu berpikir tentang kerja sama, sementara pecundang selalu berpikir bagaimana menjadi tokoh yang paling berjaya. Untuk membentuk ikatan persahabatan dan persaudaraan harus ada semangat kerendahan hati dan keikhlasan bekerja sama MESKIPUN DENGAN SESEORANG YANG KELIHATAN TIDAK LEBIH BAIK DARI KITA.

Kata Bijak Hari ini:
Sangat baik untuk mempelajari sesuatu, bahkan dari seorang musuh sekalipun (Peribahasa Latin)