tea break

memberikan pencerahan dan motivasi lewat cerita

Thursday, June 17, 2010

Menjadi Katak atau Ayam?

Tsu Chin bertanya-tanya di dalam hatinya, "Apa penyebab seseorang menjadi terhormat dan mulia?" Lantas dia mengamati orang-orang yang berada di sekitarnya. Agaknya ia memperoleh jawaban atas pertanyaan tadi, tetapi dia masih ragu-ragu. Oleh sebab itu ia menghadap Mencius, seorang yang bijaksana, dan bertanya, "Guru, apa penyebab seseorang menjadi terhormat dan mulia?"

"Mengapa kamu tanyakan hal itu kepadaku?" Mancius balik bertanya. Tzu Chin bungkam, bukan karena dia tiba-tiba menjadi bisu, tetapi karena dia malu mengemukakan alasan yang sesungguhnya. Untung saja Mencius tidak terus mendesaknya.

Pertanyaan kedua yang diajukan oleh guru yang bijaksana ini, "Menurut engkau sendiri, apa yang menyebabkan seseorang terhormat dan mulia?"

"Karena jumlah perkataan yang diucapkannya?" jawab Tzu Chin dalam nada bertanya.
"Tzu Chin, kenapa engkau tidak belajar dari alam?" sahut Mencius.

"Katak bersuara siang dan malam, namun banyak orang menyumpahinya. Selain itu, jumlah pekataan sang katak yang banyak ternyata tidak menghasilkan perubahan apa-apa"
Tzu Chin manggut-manggut mendengar ajaran sang guru. "Benar juga," pikirnya.
"Tetapi," lanjut Mencius, "ayam jago hanya berkokok sekali saja pada waktu fajar. Apa akibatnya?”

Tzu Chin tahu jawabannya. Namun sebelum ia sempat melontarkan jawaban, Mencius sudah terlanjur mendahului," Segala sesuatu di langit dan di bumi mengalami perubahan, pertanda pagi telah tiba.”

"Jadi?" tanya Tzu Chin. Ia mau tahu kesimpulan ajaran sang guru.

"Lho, belum bisa menyimpulkan?" tanya Mencius heran atas kekurangcerdasan Tzu Chin. Tzu Chin menjadi kikuk dan serba salah. Oleh sebab itu Mencius tidak memperlama siksaan batin Tzu Chin karena ketahuan dungunya.

Ia segera memberi kesimpulan, "Yang penting bukan banyaknya perkataan, tetapi perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya."

Renungan:
Mungkin Anda terlalu banyak berkata-kata. Ingatlah, bahwa Tuhan juga ingin agar Anda dapat diam sejenak bersama-Nya sehingga Dia bisa berkata-kata dalam hidup Anda.

Mungkin Anda merasa Anda orang yang tidak pandai berbicara dan berkata-kata. Sama seperti Musa yang mengaku berat mulut dan berat lidah sehingga tidak pandai bicara, namun membawa perubahan besar dalam kehidupan umat pilihan Tuhan.


Seperti apapun Anda, ingatlah satu hal bahwa Tuhan memanggil kita semua untuk hidup dan berkarya di dalam-Nya. Carilah hikmat Tuhan terhadap perkataan yang akan Anda keluarkan, sehingga perkataan Anda dapat menjadi berkat dan bukannya kebisingan saja bagi orang lain.

Anak Anjing Pincang

Seorang pemilik toko hewan peliharaan memasang sebuah tanda di depan pintu tokonya yang berbunyi "Dijual Anak Anjing." Tanda ini merupakan cara untuk menarik perhatian anak-anak. Segera seorang anak kecil mendekati tanda itu dan bertanya, "Berapa harga anak anjing yang Anda jual itu?" Pemilik toko itu menjawab, "Harganya berkisar antara $ 30 - $ 50." Anak kecil kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa uang receh. "Aku punya $ 2,37, dapatkah saya melihat mereka?" Pemilik toko tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Dari dalam kandang, keluar seekor anjing pemilik toko itu yang bernama Lady, anjing itu berjalan menyusuri lorong toko diikuti oleh lima ekor anak anjing kecil. Satu ekor anak anjing tertinggal jauh di belakang. Segera anak kecil itu mengambil anak anjing yang tertinggal itu, anak anjing yang pincang kakinya. Lalu dia bertanya, "Apa yang terjadi dengan anjing kecil ini?"

Pemilik toko menjelaskan bahwa ketika anak anjing itu lahir, dokter hewan mengatakan bahwa anak anjing ini memiliki kelainan di pinggulnya dan akan pincang seumur hidupnya. Anak lelaki itu tampak gembira dan berkata, "Bolehkah anak anjing ini saya beli?" Orang itu menjawab, "Tidak, kamu pasti tidak ingin membeli anjing kecil itu. Jika kamu benar-benar menginginkannya, aku akan memberinya kepadamu."

Tetapi anak kecil marah. Sambil menatap langsung ke mata pemilik toko itu, dia berkata "Saya tidak ingin Anda memberinya padaku. Anak anjing ini sama nilainya dengan anjing-anjing yang lain dan saya akan membayarnya dengan harga penuh. Bahkan saya akan memberikan kepada Anda $ 2,37 sekarang dan 50 sen setiap bulan sampai saya lunas membayarnya." Tetapi pemilik toko itu menjawab, "Kamu benar-benar tidak perlu membeli anak anjing ini karena dia tidak pernah akan bisa berlari, melompat dan bermain seperti anak anjing yang lainnya."

Kemudian anak kecil itu mengulurkan tangan dan menggulung celana panjangnya untuk memperlihatkan kaki kirinya yang bengkok parah, lumpuh dan didukung oleh sebuah penjepit logam besar. Dia menatap pria itu dan berkata, "Yah, saya juga tidak bisa berlari dengan baik dan anak anjing kecil itu akan membutuhkan seseorang yang dapat mengerti keadaannya."

Menyadari hal tersebut, pemilik toko itu menangis. Sesaat kemudian dia tersenyum dan berkata, "Nak, aku berharap dan berdoa bahwa setiap anak anjing akan memiliki pemilik seperti Anda."

Seburuk apapun keadaan Anda, Tuhan melihat Anda sangat berharga. Dia bahkan rela mati di kayu salib untuk membayar Anda dengan harga yang lunas.