Tersebutlah dua orang sahabat sedang berjalan bersama melewati sebuah hutan. Tanpa mereka sadari, tiba-tiba seekor beruang keluar dari semak-semak dan menghadang di depan. Reaksi keduanya amat berbeda. Lantaran amat ketakutan, pria yang satu segera meloncat dan memanjat sebuah pohon untuk bersembunyi di atas, tanpa mempedulikan nasib temannya.
Yang lain merasa ditinggal dan terpaksa menghadapi hewan buas itu seorang diri tanpa senjata. Apa yang dilakukan? Ia menjatuhkan dirinya di atas tanah, dengan menahan napas berpura-pura mati. Konon, beruang tidak tertarik pada orang yang sudah mati.
Begitu mendekat, moncong si beruang lantas mengendus-endus kepala, hidung, telinga dan dadanya. Mungkin lantaran tak bernafas, akhirnya si beruang tak tertarik dan pergi.
Ketika hewan tersebut sudah menghilang dari pandangan, sahabat yang bersembunyi di atas pohon turun dan mendekati temannya yang masih tergolek di bawah. Ia menanyakan apa saja yang dikatakan beruang kepadanya dan mengapa hewan itu lantas pergi.
"Dari atas tadi aku lihat beruang itu membisikkan sesuatu ke telingamu cukup lama."
"Oh itu tak penting. Ia hanya membisikkan kepadaku agar hati-hati memilih teman. Ia heran, bagaimana aku bisa mengajak teman yang tiba-tiba meninggalkan aku sendirian ketika mendapat kesulitan."
Moral Cerita :
Itulah kehidupan. Secara hitam putih, tergambarkan oleh dua manusia tadi. Diakui bahwa di jaman yang sedemikian maju dan egois ini, mencari seorang sahabat sangatlah sukar. Nah, Anda termasuk yang mana. Si pura-pura mati atau si pemanjat pohon ?
Itulah kehidupan. Secara hitam putih, tergambarkan oleh dua manusia tadi. Diakui bahwa di jaman yang sedemikian maju dan egois ini, mencari seorang sahabat sangatlah sukar. Nah, Anda termasuk yang mana. Si pura-pura mati atau si pemanjat pohon ?
Kata Bijak Hari ini :
Bila harus memilih antara mengkhianati negara atau mengkhianati seorang sahabat, saya lebih memiliki keberanian untuk mengkhianati Negara. (Edward Morgan Forster)
No comments:
Post a Comment