tea break

memberikan pencerahan dan motivasi lewat cerita

Monday, June 8, 2009

SEBUAH PERANGKAP TIKUS

SEEKOR tikus mengintip dari celah tembok mengamati seorang petani dan isterinya sedang membuka sebuah bingkisan. “Apakah itu makanan?” pikirnya. Namun betapa terkejutnya saat melihat ternyata bungkusan itu berisi sebuah perangkap tikus. Sambil berlari kembali ke ladang tikus tersebut berteriak,”Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah. Hati-hati, ada perangkap tikus di dalam rumah!”

Ayam yang mendengar teriakan itu merasa terganggu dan sambil terus menggaruk tanah mencari makan berkata,”Yah Maaf saja Pak Tikus yah. Mungkin memang benar ini masalah bagimu. Tapi bagiku sendiri sih tidak menjadi persoalan. Jangan berteriak lagi hanya menambah sakit di kepalaku”.
Tikus berbalik dan lari menuju kambing. ”Ada perangkap tikus di dalam rumah. Aku melihatnya, ada perangkap tikus di dalam rumah!”

“Waduh, gimana yah...aku ikut menyesal mendengar hal ini,” kata kambing seolah bersimpati. “Tapi jangan sedih aku akan berdoa untukmu kalau terjadi apa-apa ingatlah, kamu selalu ada dalam doaku”.

Tikus semakin panik dan kali ini lari menuju sapi. ”Dengar, ada perangkap tikus di dalam rumah!”

”O yah...sebuah perangkap tikus? Jadi ceritanya aku dalam bahaya besar nih...”kata sapi sambil tertawa berceceran liur.

Maka kembalilah tikus itu ke dalam rumah dengan hati yang sedih, kecewa dan marah. Ia merasa sangat kesepian menghadapi perangkap tikus di dalam rumah itu. Ia sungguh-sungguh seorang diri menghadapinya.

Dan malam pun tiba. Tak lama kemudian terdengarlah bunyi gaduh bergema dari dalam rumah. Sepertinya perangkap tikus itu telah menjalankan tugasnya dengan sukses. Segera isteri petani bergegas menuju tempat perangkap itu untuk melihat apa yang terperangkap di dalamnya. Di bawah kegelapan malam yang pekat, isteri petani tidak melihat bahwa yang masuk ke dalam perangkap itu adalah seekor ular yang sangat berbisa. Segera ular tersebut mematuk tangan isteri petani yang segera jatuh pingsan. Pak tani sangat panik dan segera membawa isterinya ke rumah sakit terdekat.

Tak lama kemudian kembalilah mereka pulang dengan tubuh sang isteri yang terus menggigil karena demam. Dan seperti yang menjadi tradisi untuk mengurangi demam biasanya dibantu dengan menyajikan sup ayam kampung yang hangat. Petani itu segera mengambil pisau dan menangkap ayam di belakang rumahnya untuk dimasak.

Tapi bisa ular tersebut sangat beracun. Para tetangga yang mendengar kejadian tersebut segera datang menengok sang isteri. Melihat banyak tamu yang bersimpati dengan isterinya, Pak Tani kembali ke belakang rumahnya dan menyembelih kambingnya untuk dijadikan makanan buat mereka yang datang menjenguk.

Sungguh malang karena tidak kuat menahan racun bisa tersebut akhirnya isterinya meninggal. Berkumpullah seluruh tetangga dan sanak saudara dari jauh ke rumah sang petani. Tak ada jalan lain, akhirnya sapi di kandang pun disembelih untuk memberi makan para pelayat yang datang.

Moral Cerita:
Kawan, apabila engkau mendengar teman dalam tim kerjamu berada dalam masalah dan engkau tidak memperhatikannya karena berpikir masalahnya tidak ada hubungannya denganku, ingatlah bahwa bila ada ”perangkap tikus” dalam rumah seluruh penghuni ”ladang pertanian” ikut menanggung akibatnya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak buruknya

Kata bijak hari ini:
Pertama mereka tidak mempedulikanmu, lalu menertawakanmu, lalu mereka berkelahi denganmu dan kamu menang (Mahatma Gandhi)

No comments:

Post a Comment